Entri Populer

Sabtu, 18 Februari 2012

guru yang berhasil

GURU YANG  BERHASIL

Dosen Pembimbing            : Drs. H. Wagiman, M.Pd
Mata Kuliah                        : Etika dan Propesi Guru
 


 guru yang berhasil                                            

Disusun Oleh

Nama               : Rina Yanti
Nimko             : 1204.10.3530
Jurusan            : PAI (Ektension)
Semester          : III (Tiga)
Fakultas           : Tarbiyah




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMMIFTAHUL ‘ULUM
 (STAI-MU)
TANJUNGPINANG - KEPULAUAN RIAU
T.A. 2011/2012

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis telah panjatkan atas kehadirat Allah SWT sang Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Guru Yang Berhasil” yang sederhanaini dapat terselesaikan tidak kurang daripada waktunya.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklain untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah Etika dan Profesi Guruserta merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bpk. Drs. H. Wagiman, M.Pdselaku dosen serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar bawasannya penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Azza Wa’jala hingga dalam penulisan dan penyusunnnya masih jauh dari kata sempurnaAkhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ‘Ulum Tanjungpinang. Amien ya Rabbal ‘alamin.
Tanjungpinang, 09Januari 2012

Penulis


 


BAB I

PENDAHULUAN


Pada jaman sekarang dan yang akan datang ketersediaan sumberdaya alarn yang rnelimpah tidak banyak menentukan kemajuan suatu masyarakat dan bangsa, tetapi faktor kualitas perorangan dan kelompok masyarakat itu sendiri yang menentukan kemajuan (McRae, 1995). Apalagi dengan adanya kecenderungan globalisasi dan transparansi informasi, orang dapat berkomunikasi dan memperoleh informasi dari belahan dunia manapun. Kehidupan menjadi Saling tergantung satu sama lain, rentan terhadap perubahan yang terjadi di luar prediksi dan lebih kompetitit. Untuk dapat meraih sukses di dalam karir dan kehidupan, seseorang memerlukan sejumlah kualitas pribadi sebagai modal dasar yang sesuai dengan ni kompetisi yang menuntut kualitas di satu sisi, dan kerjasarna di sisi lain (Suharnan., 1997, 2006).

Adapun batasan masalah dalam pemaparan kami yang dapat kami angkat antaralain adalah:
a.       Pengertian guru yang berhasil
b.      Konsep guru yang berhasil
c.       Syarat dan ciri-ciri guru yang berhasil


BAB II

GURU YANG BERHASIL


Guru adalah seorang “pendidik”, pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing (Ramayulis,1982:42) “coba spesifikasikan lagi tentang seorang pendidik!”, baiklah, pendidik tidak sama dengan pengajar karena mengajar adalah bagian dari tugas pendidik, seorang pengajar hanya melakukan proses pemberian materi pelajaran atau dengan redaksi kata lain “melakukan transfer ilmu” kepada murid-muridnya dan indikator keberhasilan tertinggi (prestasi) seorang pengajar adalah ketika orang yang diajari (murid) paham betul dengan materi yang telah diajarkannya. sedangkan pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran kepada murid saja, tetapi juga membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi. (Ramayulis, 1998:36)
Secara harfiah berhasil dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Jadi, seseorang dikatakan  berhasil dalam bertugas apabila ia telah menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Dapat diartikan juga guru yang berhasil adalah guru yang dapat menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang guru dan dapat menyelesaikan tugasanya dengan baik

Menurut Dedi Supriyadi (1999) menyatakan bahwa guru sebagai suatu profesi di Indonedia baru dalam taraf sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat kematangannya belum sampai pada yang telah dicapai oleh profesi-profesi lainnya, sehingga guru dikatakan sebagai profesi yang setengah-setengah atau semi profesional.
Guru yang baik memiliki tugas melayani masyarakat dalam bidang pendidikan. Tuntutan profesi ini memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan kepada msyarakat. Secara khusus guru di tuntut untuk memberikan layanan professional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Sehingga guru yang dikatakan profesional adalah orang yang memeiliki kemamapuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

Suatu pekerjaan dalam hal ini guru dapat menjadi profesi yang baik  harus memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu yang melekat dalam pribadinya sebagai tuntutan melaksanakan tugas guru yang baik. Menurut Dr. Wirawan, Sp.A (dalam Dirjenbagais Depag RI, 2003) menyatakan persyaratan guru yang baik antara lain :
a.         Menjadi Guru yang Penuh
Penuh dalam pengertian pekerjaan yang diperlukan oleh masyarakat atau perorangan. Tanpa pekerjaan tersebut masyarakat akan menghadapi kesulitan. Guru merupakan pekerjaan yang mencakup tugas, fungsi, kebutuhan, aspek atau bidang tertentu dari anggota masyarakat secara keseluruhan.
b.        Ilmu pengetahuan
Untuk menjadi guru yang baik diperlukan ilmu pengetahuan. Tanpa menggunakan ilmu tersebuttugas guru tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai guru yang berhasil
c.         Aplikasi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan pada dasarnya mempunyai dua aspek yaitu aspek teori dan aspek aplikasi. Aspek aplikasi ilmu pengetahuan adalah penerapan teori-teori ilmu pengetahuan untuk membuat sesuatu, mengerjakan sesuatu atau memecahkan sesuatu yang diperlukan sebagai guru yang berhasil hendaknya selalu mempersiapkan pembelajaran yang akan dilakukan kedepannya secara matang agar siswa dapat menyerab ilmu yang diajarkan dengan mudah dan berhasil dalam pembelajaran yang disampaikan.


d.        Prilaku Guru
Perilaku guru yang berhasil yaitu perilaku yang memenuhi persyaratan tertentu, bukan perilaku pribadi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat atau kebiasaan pribadi. Prilaku profesional merupakan perilaku yang harus dilaksanakan oleh profesional ketika melakukan profesinya sebagai seorang guru

Dalam menjalani profesi seorang guru yang ingin dikatakan berhasil maka ada beberapa sifat khusu yang harus dimiliki oleh seorang guru yang antaralain adalah:
a.         Jika praktek mengajar merupakan keahlian dan profesi dari seorang guru, maka sifat terpenting yang harus dimilikinya adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai penting karena akan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada diri murid terhadap gurunya. Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi yang mendorong murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru.
b.        karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban agama bagi setiap orang alim(berilmu), maka seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW.yang mengajar ilmu hanya karena Allah, sehingga dengan mengajar itu ia dapat bertaqarrub kepada Allah. Demikian pula seorang guru tidak dibenarkan minta dikasihani oleh muridnya, melainkan sebaliknya ia harus berterima kasih kepada muridnya atau memberi imbalan kepada muridnya apabila ia berhasil membina mental dan jiwa. Murid telah memberi peluang kepada guru untuk dekat pada Allah SWT.Namun hal ini bisa terjadi jika antara guru dan murid berada dalam satu tempat, ilmu yang diajarkan terbatas pada ilmu-ilmu yang sederhana, tanpa memerlukan tempat khusus, sarana dan lain sebagainya. Namun jika guru yang mengajar harus datang dari tempat yang jauh, segala sarana yang mendukung pengajaran harus diberi dengan dana yang besar, serta faktor-faktor lainnya harus diupayakan dengan dana yang tidak sedikit, maka akan sulit dilakukan kegiatan pengajaran apabila gurunya tidak diberikan imbalan kesejahteraan yang memadai.
c.         seorang guru yang baik hendaknya berfungsi juga sebagai pengarah dan penyuluh yang jujur dan benar di hadapan murid-muridnya.Ia tidak boleh membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi sebelum menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak boleh membiarkan waktu berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan pengajaran itu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT,.Dan bukan untuk mengejar pangkat, status dan hal-hal yang bersifat keduniaan.Seorang guru tidak boleh tenggelam dalam persaingan, perselisihan dan pertengkaran dengan sesama guru lainnya.
d.        dalam kegiatan mengajar seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus dan tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspose atau menyebarluaskan kesalahan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang memiliki jiwa yang keras, menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika keadaan ini terjadi dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung bagi terlaksananya pengajaran yang baik.
e.          seorang guru yang baik juga harus tampil sebagai teladan atau panutan yang baik di hadapan murid-muridnya. Dalam hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran dan mau menghargai keahlian orang lain. Seorang guru hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang bukan keahliannnya atau spesialisasinya.Kebiasaan seorang guru yang mencela guru ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela guru hadis dan tafsir, adalah guru yang tidak baik. (Al-Ghazali, t.th:50)
f.         seorang guru yang baik juga harus memiliki prinsip mengakui adanya perbedaan potensi yang dimiliki murid secara individual dan memperlakukannya sesuai dengan tingkat perbedaan yang dimiliki muridnya itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi diri dalam mengajar sesuai dengan batas kemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya tidak memberikan pelajaran yang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal itu dapat menimbulkan rasa antipati atau merusak akal muridnya. (Al-Ghazali, t.th:51)
g.        seorang guru yang baik menurut Al-Ghazali adalah guru yang di samping memahami perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan muridnya, juga memahami bakat, tabiat dan kejiawaannya muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya.Kepada murid yang kemampuannya kurang, hendaknya seorang guru jangan mengajarkan hal-hal yang rumit sekalipun guru itu menguasainya.Jika hal ini tidak dilakukan oleh guru, maka dapat menimbulkan rasa kurang senang kepada guru, gelisah dan ragu-ragu
h.        seorang guru yang baik adalah guru yang berpegang teguh kepada prinsip yang diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa.Dalam hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan agar seorang guru jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya. Sebaliknya jika hal itu dilakukan akan menyebabkan seorang guru kehilangan wibawanya. Ia akan menjadi sasaran penghinaan dan ejekan yang pada gilirannya akan menyebabkan ia kehilangan kemampuan dalam mengatur murid-muridnya. Ia tidak akan mampu lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya.
i.          guru melakukan evaluasi (proses mengukur dan menilai) terhadap siswanya harus objektif. Tidak membedakan murid karena jabatan orang tua atau sanak famili, karena hal itu akan mengakibatkan pembicaraan miring diluar dan juga menjadi kesenjangan sosial terhadap teman-temannya yang lain. Maka dari itu, siapapun dia harus diberikan pengajaran dan pendidikan yang sama dengan punishment (hukuman) dan reward (penghargaan) yang “tepat”.
j.          guru rela mengakui kesalahan yang diperbuat.Guru juga manusia biasa, yang tak sempurna dan pernah salah.Ketika guru mengatakan sesuatu yang memang pada kenyataannya salah, maka guru wajib meminta maaf atas perkataannya itu dan jangan sampai guru berkeras hati mempertahankan bahwa dirinya selalu benar.Hal ini bertujuan agar sifat tawadduk dalam diri guru terus tumbuh dan tidak dicap bahwa guru adalah orang yang takabbur/tinggi hati atau sombong dengan profesi yang dilakoninya.

Guru yang berhasil memiliki cirri-ciri atau kreteria yang harus ada pada guru yang akan dikatakan berhasil yaitu:
a.       Diteladani, disegani, dicintai, dan dihormati oleh murid-muridnya
b.      Ikhlas dalam mengajarkan ilmu-ilmunya. memiliki tekad yang kuat untuk memberi manfaat yang terbaik untuk murid-muridnya, dan berusaha keras mengantarkan mereka kepada ketinggian derajat orang-orang yang berilmu
c.       Tidak berperilaku yang menakutkan, tidak bersikap kasar, senantiasa menyayangi murid-muridnya dan mereka pun menyayanginya
d.      Tekun memperdalam bidang keahlian dan perhatiannya, menonjol dibidangnya, dan menguasai seluruh materinya dengan baik
e.       Rajin mengkaji, berwawasan luas, mengenal baik adat bdan budaya masyarakatnya, dan memahami betul permasalahan-permasalahan ummatnya
f.       Bersemangat dalam menyampaikan ilmu, memberi motivasi kepada murid-muridnya, dan selalu ramah dan ceria dihadapan mereka
g.      Tertib, tepat dalam janjinya, dan rapi dalam setiap pekerjaannya
h.      Menjauhi hal-hal yang syubhat (meregukan), meninggalkan setiap perilaku yang buruk, dan bersifat terpuji dalam segala hal
i.        Tidak larut dalam canda, kelalaian, kebodohan, perkataan kotor, dan hanya bertutur kata dengan lembut dan santun.



BAB III

PENUTUP


Dari sepuluh sifat khusus yang harus ada dalam diri seorang guru, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang guru adalah contoh dan teladan yang baik bagi murid-muridnya, ketika guru memberikan sesuatu yang baik maka baik pula anak muridnya dan sebaliknya ketika guru memberikan contoh yang buruk, kelak buruk juga akhlak murid.

Demikian dari saya, semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih keilmuan untuk kemajuan pendidikan kita,  dan semoga semua calon guru dan guru di Indonesia dapat selalu memberikan yang terbaik untuk muridnya dan membantu mereka meraih cita-cita masa kecilnya. Mohon maaf atas kekeliruan dan terimakasih telah membaca. 

Daftar Pusataka


Ramayulis, Didaktik Metodik, Padang : Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol, 1982.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, Cet. II, 1998
De Bono, E. (1991).Taktik dan Kiat Ilmu Sukses, Alih bahasa oleh Agus Maulana.Jakarta: Bina Aksara.
Suharnan (1997), Pemberdayaan masyarakat global dalarn kerangka pemikiranpsikologis. Anima, jurnal Psikologi Indonesia, 12, 290-295.